Minggu, 07 November 2010

KAHLIL GIBRAN.....

TENTANG CINTA
"Jika cinta memanggilmu, ikutlah dia, walaupun melewati jalan terjal dan berliku.
Dan apabila sayapnya merengkuhmu, pasrahlah, walaupun pedang yang tersembunyi di sela sayapnya melukaimu. Dan apabila dia bicara kepadamu, percayalah, walaupun ucapannya membuyarkan mimpi indahmu, bagai angin utara mengobrak-abrik pertamanan hatimu"

TENTANG PERKAWINAN
"Berpasanganlah engkau sudah diciptakan sedemikian rupa, dan selamanya kau juga akan berpasangan.
Berpasanganlah kalian dikala sang maut datang menjemput umurmu.
Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi Tuhan. Namun biarkan ada ruang dalam kebersamaan itu, tempat angin surga menari di antara kalian.
Saling mencintalah, namun jangan sampai membelenggu cinta, biarkanlah cinta itu bergerak senantiasa seperti aliran air sungai yang mengalir lincah diantara kedua belahan jiwa.
Saling isilah piala minumanmu, tapi jangan minum dari satu piala. saling bagilah rotimu, tapi jangan kau makan dari piring yang sama.
Bernyanyilah dan menarilah bersama-sama dalam segala suka cita, namun biarkanlah masing-masing menghayati akan keunggulanNya. Tali rebana memiliki suara masing-masing, tapi akan lebih indah jika dipetik bersamaan.
Berikan hatimu, namun jangan saling menguasakannya, sebab hanya Tangan Kehidupan yang akan mampu menggapainya. tegaklah berdiri berjajar, namun jangan terlalu dekat.
Bukankah tiang-tiang penyangga candi tidak dibangun terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara, tidak tumbuh dalam bayangan satu dengan lainnya"

TENTANG ANAK-ANAK
"Anakmu bukan milikmu. Mereka putra-putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri. Lewat engkau mereka lahir, tapi bukan dari engkau. Mereka ada padamu, tapi bukan kepunyaanmu.
Berikan mereka kasih sayangmu. Tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu. Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri. Patut kau berikan rumah untuk raganya. Tapi, tidak untuk jiwanya. Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan. Yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpi.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka. Namu, jangan membuat mereka menyerupaimu. Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur. Pun tidak tenggelam di masa lampau.
Engkau busur dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur. Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian. Dia merentangkanmu dengan kekuasaan-Nya. Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat. Meliuklah dengan sukacita dalam tentangan tangan Sang Pemanah. Sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat. Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.